Pages

pendapatan nasional

Pendapatan Nasional Sejarah Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Tuesday 18 December 2007

Politik Angka

Politik adalah melebih-lebihkan. Jika tidak yah, mengurang-ngurangkan. Ketika salah satu tokoh politik berkampanye misalnya, angka kemiskinan Indonesia dikatakan mencapai 49.5 persen. Memang tidak salah. Hanya saja tokoh tersebut memilih data Bank Dunia, yang kita ketahui memiliki definisi paling ekstrim tentang kemiskinan.

Barangkali itulah yang kemudian membuat gusar Presiden Yudhoyono. Dalam sambutannya pada Peringatan Hari Ibu, Yudhoyono secara tegas menyampaikan angka 49,5 persen tersebut tidak akurat.

Seakan ingin memberikan data yang jujur, Yudhoyono kemudian menyampaikan bahwa dari tahun ke tahun angka kemiskinan menurun. Jika pada 1998 mencapai 24,1 persen, maka pada 2005 telah mencapai 15,9 persen.

Pernyataan Yudhoyono lagi-lagi benar. Tetapi periode yang dipilih bukan selama ia memerintah Indonesia, yang kita tahu pada periode tersebut, angka kemiskinan sebenarnya meningkat.

Melebih-lebihkan dan mengurang-ngurangkan. Itulah politik.